PRODUKSI MINYAK ATSIRI
Rabu, 24 April 2013
JUAL MINYAK ATSIRI MURNI
MINYAK ATSIRI MURNI/ PURE ESSENTIAL OIL, VOLATILE OIL
Memproduksi dan Menjual 100% asli tanpa tambahan aditif
minyak atsiri di peroleh dari tumbuhan sere wangi, nilam, jahe, bunga ros
Senin, 22 April 2013
PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI
H. PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan satu bulan
setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal
I. PENYIANGAN
Dilakukan 2 bulan setelah tanam atau
saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20
cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali
J. PEMANGKASAN
- Penjarangan dan pemangkasan
dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman
yang jaraknya terlalu rapat. - Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan
menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk
mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu
cabang saja yang tumbuh dan semprot dengan POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1-2
tutup) setelah pemangkasan.
K. PEMBUMBUNAN
Dilakukan setelah panen,
cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah
ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang yang
letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus
dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.
L. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. H a m a
a. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba
stutalis)
Ulat hidup dalam gulungan daun muda,
sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang
daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan .
b. Belalang ( Orthoptera )
Hama ini memakan daun, sehingga
tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati.
Pengendalian : sanitasi lingkungan .
c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae)
Memakan daun muda sehingga daun
berlubang-lubang dan produksi turun. Pengendalian : sanitasi lingkungan.
2. Penyakit
a. Budok (hoprosep)
Penyebabnya adalah virus, gejala
daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada
batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah
musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen.
Pengendalian : sanitas kebun, Alat-alat kerja steril.
b. Penyakit Busuk Batang
Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan
menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah
coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian :
kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO +
SUPERNASA. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami
belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki
PENYULAMAN MINYAK ATSIRI
H. PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan satu bulan
setelah tanam untuk mengganti tanaman yang mati atau kurang normal
I. PENYIANGAN
Dilakukan 2 bulan setelah tanam atau
saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20
cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali
J. PEMANGKASAN
- Penjarangan dan pemangkasan
dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman
yang jaraknya terlalu rapat. - Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan
menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk
mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu
cabang saja yang tumbuh dan semprot dengan POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1-2
tutup) setelah pemangkasan.
K. PEMBUMBUNAN
Dilakukan setelah panen,
cabang-cabang yang ditinggalkan setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah
ditimbun di dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang yang
letaknya jauh dari tanah dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus
dari batangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah.
L. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
1. H a m a
a. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba
stutalis)
Ulat hidup dalam gulungan daun muda,
sambil memakan daun yang tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang
daun saja. Pengendalian : kumpulkan dan musnahkan .
b. Belalang ( Orthoptera )
Hama ini memakan daun, sehingga
tanaman menjadi gundul. Serangan berat batang dimakan akhirnya mati.
Pengendalian : sanitasi lingkungan .
c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae)
Memakan daun muda sehingga daun
berlubang-lubang dan produksi turun. Pengendalian : sanitasi lingkungan.
2. Penyakit
a. Budok (hoprosep)
Penyebabnya adalah virus, gejala
daun keriting, berwarna abu-abu dan rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada
batang sampai akar bila dipijit baunya tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah
musim kemarau dan disebabkan oleh pemangkasan yang terlalu berat saat panen.
Pengendalian : sanitas kebun, Alat-alat kerja steril.
b. Penyakit Busuk Batang
Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan
menyerang pada akar atau batang. Batang terserang akan mengerut, warna berubah
coklat lalu menghitam disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian :
kurangi kelembaban dengan cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO +
SUPERNASA. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami
belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki
MINYAK ATSIRI
Minyak nilam memberikan sumbangan
cukup besar dalam penghasil devisa Negara di antara minyak atsiri lainnya.
Namun produksi minyak nilam di Indonesia masih terbatas dan produksinya belum
optimal. PT Natural Nusantara berusaha meningkatkan produksi minyak nilam
secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
B. EKOLOGI
Tanaman nilam dapat tumbuh di
dataran rendah maupun tinggi dengan ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan
antara 2500 - 3500 mm/th dan merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban
lebih dari 75%, intensitas penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur
kaya akan humus.
C. PEMBIBITAN
- Stek diambil dari batang atau
cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0 cm, + 15-23
cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas
- Siapkan bedengan persemaian,
ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan, parit
selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm
- Tanah bedengan diolah sampai
gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk
kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-50
kg Pupuk Kandang)
- Buat naungan menghadap ke timur
dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau
alang-alang di atas para-para.
- Stek ditanam posisi miring,
bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm
- Siram dengan POC NASA (2-3 tutup)
+ HORMONIK (1 tutup) per 10 - 15 liter air.
- Setelah umur 3-4 minggu bibit
sudah siap dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah semprot
POC NASA (3-4 tutup/tangki).
D. PENGOLAHAN LAHAN
- Lahan dibersihkan dari jenis
rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak belukar.
- Tanah dicangkul atau dibajak serta
digaru
- Buat parit-parit pembuangan air
lebar 30-40 cm dan dalamnya 50 cm
E. JARAK TANAM
- Dataran rendah yang tanahnya subur
100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100 cm
- Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm
- Tanah berbukit dengan mengikuti
garis contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm
F. PENANAMAN
~ Secara tidak Langsung
- Bibit stek dicabut dari persemaian umur
3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya tidak mudah
terserang busuk akar. - - - Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek
~Secara Langsung
- Tanam stek secara langsung di
lahan 2-3 stek per lubang tanam
Catatan : Akan lebih baik pada
penanaman secara langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam POC NASA
(1-2 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup ) per 5 -10 liter.>
G. PEMUPUKAN
Pemupukan dengan cara melingkar di
sekililing pangkal tanaman
Dosis pupuk makro yang digunakan +
adalah :
( lihat tabel disamping )
Aplikasi |
Urea kg/ha |
DS/TSP kg/ha |
KCl Kg/ha |
NASA btl/ha |
HRN btl/ha |
Saat Tanam |
25 - 50 |
3 - 5 kocor |
- |
||
1 bulan |
37,5 |
20 |
2 - 5 semprot |
- |
|
1 mgg setelah panen I |
56,25 |
- |
30 |
2,5 – 5 semprot |
5 – 10 semprot |
1 mgg Setelah Panen II |
56,25 |
- |
30 |
2,5 – 5 semprot |
5 – 10 semprot |
TOTAL |
150 |
25 - 50 |
80 |
10-20 |
10 - 20 |
Siramkan SUPER NASA yang telah
dicampur air, merata di atas bedengan, dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 ; 1 botol SUPER NASA
diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air
diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 ; setiap 1 gembor (10
lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
POC NASA disemprotkan umur 20, 30,
50 dan 60 hari setelah tanam dengan dosis 4 - 5 tutup/tangki atau POC NASA (3-4
tutup) + HORMONIK (1 tutup)/tangki.
Langganan:
Postingan (Atom)